Sumber foto: pexels.com

        Masa remaja merupakan periode penting dalam perkembangan individu, diwarnai dengan berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial. Di tengah transisi ini, kesehatan mental remaja menjadi sangat penting, namun seringkali terabaikan.  Gangguan kesehatan mental dapat mengakibatkan depresi, yang sering kali disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh remaja.


Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang umum di kalangan mahasiswa. Meskipun pendidikan tinggi menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan pribadi dan profesional, sering kali juga menjadi sumber stres yang signifikan. Salah satu tekanan utama yang dapat menyebabkan depresi pada mahasiswa adalah tekanan akademik. Banyak mahasiswa yang mengalami depresi akibat jadwal kuliah yang padat, beban ujian atau tugas, serta kegiatan organisasi atau kepanitiaan.


Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan ekspektasi tinggi dari diri sendiri maupun keluarga, yang pada gilirannya dapat memperburuk situasi dan memicu depresi. Tekanan akademik yang berlebihan seringkali berdampak serius pada kesehatan mental, memicu depresi yang dapat menjerumuskan mahasiswa ke dalam rasa sedih dan putus asa.


Depresi akibat tekanan akademik bukan hanya sekadar perasaan sedih atau kecewa. Gejalanya meliputi rasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat belajar, kurangnya rasa percaya diri, ketidakmampuan mengendalikan emosi, hingga perasaan tidak mampu memenuhi tuntutan akademik. Jika tidak ditangani, gejala depresi ini dapat mengganggu aktivitas perkuliahan dan keseharian mahasiswa. 


Menurut penelitian oleh Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi, dari Sekretaris Prodi Pascasarjana Fakultas Psikologi UI, ditemukan bahwa mahasiswa memiliki tingkat energi negatif yang cukup tinggi. Ini mencerminkan kerentanan mereka terhadap kecemasan, depresi, dan stres yang dapat mengganggu kesehatan mental.


Meskipun sudah memasuki usia dewasa, mahasiswa tetap memerlukan bimbingan untuk menemukan jati diri yang dapat meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan mereka. Untuk mengatasi kecemasan ini, mahasiswa memerlukan dukungan dan bimbingan dari dosen, universitas, dan orang tua. Dukungan ini mencakup penyediaan layanan konseling, pemahaman dalam kegiatan belajar, dan tempat untuk berbicara.


Depresi pada mahasiswa adalah masalah serius dan kompleks. Tekanan akademik, perubahan hidup, dan faktor lainnya dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Namun, dengan pemahaman tentang tanda-tanda depresi, dukungan sosial, dan bantuan profesional, mahasiswa dapat mengatasi depresi dan menjaga kesehatan mental yang baik. Tekanan akademik memang penting untuk mendorong prestasi belajar, namun harus dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan. Maka perhatikanlah kesehatan mental mahasiswa dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan suportif.

https://www.kompasiana.com/hanasyahidah0276/6686ac9ded6415269e1d5812/tekanan-kademik-ancaman-tersembunyi-bagi-kesehatan-mental